TELAGA WARNA
Telaga Warna merupakan danau vulkanik yang berisi
air bercampur dengan belerang, apabila terkena sinar matahari akan memantulkan
sinar warna warni yang sangat cantik karena kandungan bahan mineralnya.
Terkadang berwarna biru dan kuning ataupun hijau dan kuning.
Telaga Warna adalah salah satu obyek wisata
andalan Kabupaten Wonosobo, yang terletak di Dataran Tinggi Dieng. Karena
keindahannya banyak wisatawan yang berkunjung ke Telaga Warna, baik domestik maupun
mancanegara.
Sisi keindahan Telaga Warna dapat dilihat dari
beberapa sudut, seperti disebelah barat dekat mushola ataupun diatas tangga
menuju Dieng Plateau Theater. Beberapa ranting dan pohon yang terlihat menambah
keelokan Telaga Warna, dan jika cuaca memungkinkan Telaga Warna memantulkan
warnanya seperti variasi pelangi.
Mengenai mitos yang terdapat di Telaga Warna,
yang sampai dengan saat ini masih banyak di bicarakan adalah, dahulu ada sebuah
cincin milik bangsawan yang memiliki kekuatan / bertuah terjatuh kedalam Telaga
Warna. Singkat cerita cincin tersebut mengakibatkan warna warni pada airnya sehingga
dinamakan Telaga Warna. Selain itu di kawasan Telaga Warna ini terdapat komplek
goa yang terdiri dari Goa Semar, Goa Sumur, dan Goa Jaran. Selain itu, di sini
juga terdapat semacam batu tulis.
KAWAH SIKIDANG
Nama Kawah Sikidang diambil dari Kidang dalam
bahasa Indonesia = Kijang. Binatang ini memiliki karakteristik suka melompat
lompat, Seperti halnya uap air dan lava berwarna kelabu yang terdapat di Kawah
Sikidang selalu bergolak dan munculnya berpindah-pindah bahkan melompat seperti
seekor kidang / kijang.
Legenda Kawah Sikidang menceritakan pada zaman dahulu ada sebuah istana yang besar di Dataran Tinggi Dieng, di huni oleh seorang ratu yang cantik jelita, yaitu Ratu Sinta Dewi. Pada suatu ketika Ratu Sinta Dewi akan dilamar seorang pangeran yang konon tampan dan kaya raya, yaitu Pangeran Kidang Garungan. Namun, Ratu Shinta Dewi kecewa karena pangeran tersebut tidak setampan seperti yang diceritakan.
Legenda Kawah Sikidang menceritakan pada zaman dahulu ada sebuah istana yang besar di Dataran Tinggi Dieng, di huni oleh seorang ratu yang cantik jelita, yaitu Ratu Sinta Dewi. Pada suatu ketika Ratu Sinta Dewi akan dilamar seorang pangeran yang konon tampan dan kaya raya, yaitu Pangeran Kidang Garungan. Namun, Ratu Shinta Dewi kecewa karena pangeran tersebut tidak setampan seperti yang diceritakan.
Pangeran Kidang Garungan adalah sosok manusia
berkepala kijang. Cara untuk menolak lamaran Pangeran Kidang Garungan adalah Ratu
Shinta Dewi mengajukan syarat untuk dibuatkan sumur yang besar dan dalam.
Ketika sumur hampir selesai dibuat, Ratu Shinta Dewi dan para pengawalnya
menimbun sumur tersebut dengan tanah saat Pangeran Kidang Garungan masih berada
di dalamnya.
Ketika sang pangeran berusaha untuk keluar dari
sumur itu dengan cara mengerahkan segala kesaktiannya, sumur itu tiba-tiba
menjadi panas, bergetar, dan meledak-ledak. Pangeran itu hampir saja keluar
dari sumur, namun ratu dan para pengikutnya terus menimbun sang pangeran hingga
tidak dapat keluar. Sang pangeran kemudian marah, lalu mengutuk Ratu Shinta
Dewi dan keturunannya kelak akan berambut gembel. Bekas sumur Pangeran Kidang
Garungan itulah yang kemudian menjelma menjadi Kawah Sikidang. Nah, jika para
wisatawan beruntung jika berkunjung di obyek ini, maka akan dapat bertemu
dengan anak – anak kecil yang memiliki ciri khas dengan rambut gimbalnya itu.
Kawah Sikidang merupakan kawah yang terpopuler
dan terbesar di Dieng, disamping letaknya yang mudah dijangkau fasilitas yang
ada cukup lengkap, Seperti Mushola, WC, Area Parkir dan Pusat Perbelanjaan.
Hingga kini Kawah Sikidang menjadi obyek wisata primadona dikalangan wisatawan.
DIENG PLATEAU THEATER
Di pertigaan jalur Menuju Kawah Sikidang dan
Telaga Warna, wisatawan akan disambut oleh plang yang bertuliskan "Welcome
To DPT". DPT atau yang sering dikenal dengan Dieng Plateau Teater adalah
sebuah pusat Interpretasi potensi alam dan budaya kawasan Dataran Tinggi Dieng.
DPT (Dieng Plateau Teater) dibangun atas gagasan Gubernur Jawa Tengah Bpk. H.
Mardiyanto.
DPT (Dieng Plateau Teater) merupakan sarana
edukasi, yang dilengkapi dengan peralatan audio visual dengan menampilkan potensi
wisata dataran tinggi Dieng yang berupa kejadian Geologi, Seni budaya, Obyek
Wisata, serta kehidupan sosial masyarakat Dieng.
Dokumenter yang terdapat di DPT (Dieng Plateau
Teater) selain menggunakan Bahasa Indonesia juga diterjemahan kedalam Bahasa
Inggris, memungkinkan turis mancanegara dapat memahami setiap kejadian yang
ditayangkan dalam dokumenter DPT (Dieng Plateau Teater).
DPT (Dieng Plateau Teater) ini hampir mirip dengan teater yang ada di
Jogjakarta yaitu Ketep Pass, hanya saja berbeda dari segi dokumenter dan
arsitektur bangunannya. Secara fisik bangunan DPT (Dieng Plateau Teater)
lebih megah dengan gaya naturalnya. Secara administratif DPT Dieng Plateau Teater masuk kedalam Kabupaten Wonosobo,
dan secara geografis DPT (Dieng Plateau Teater) terletak di lereng bukit Sikendil
dengan ketinggian lebih dari 2000 meter dari permukaan laut.
DPT (Dieng Plateau Teater) dapat menampung pengunjung dengan kapasitas 100 buah
kursi,
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti,
Toilet, Area parkir, dan kedai – kedai yang menjual makanan kecil yang
disediakan oleh penduduk setempat.KOMPLEK CANDI ARJUNA
Selain telaga dan kawah, dataran tinggi dieng
memiliki kekayaan berupa komplek candi - candi yang merupakan bukti sejarah
pada abad ke -8. Pada awalnya Van Kinsbergen seorang tentara Inggris pada tahun
1814 melihat sekumpulan candi yang terendam pada genangan air, kemudian pada
tahun 1856 diadakan pengeringan telaga dimana tempat candi tersebut berada.
Selanjutnya upaya pengeringan dilakukan pada tahun 1864 oleh pemerintah Hindia
Belanda, yang sempat terhenti beberapa tahun. Komplek Candi Arjuna terdiri dari
lima candi yaitu : Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi,
dan Candi Puntadewa.
Candi Arjuna
:
Candi arjuna merupakan sebuah candi yang berdenah dasar persegi dengan luas ukuran sekitar 6 m². Candi ini mirip dengan candi-candi di kompleks Gedong Sanga. Atap Candi Arjuna membentuk kubus bersusun, semakin ke atas semakin mengecil.
Didalam Candi Arjuna terdapat Yoni berbentuk meja bagian tengah berlubang menampung tetesan air dari langit atap candi. Apabila tampungan penuh air meluap mengalir ke bagian Lingga dan diteruskan ke depan luar candi.
Candi arjuna merupakan sebuah candi yang berdenah dasar persegi dengan luas ukuran sekitar 6 m². Candi ini mirip dengan candi-candi di kompleks Gedong Sanga. Atap Candi Arjuna membentuk kubus bersusun, semakin ke atas semakin mengecil.
Didalam Candi Arjuna terdapat Yoni berbentuk meja bagian tengah berlubang menampung tetesan air dari langit atap candi. Apabila tampungan penuh air meluap mengalir ke bagian Lingga dan diteruskan ke depan luar candi.
Candi Semar
:
Candi Semar adalah sebuah candi yang berukuran 3,5 m x 7 m, Candi Semar letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Pada dinding candi Semar terdapat lubang kecil yang berfungsi sebagai fentilasi. Sedangkan atap candi semar berbentuk limasan.
Candi Sembadra :
Sembadra adalah sebuah candi yang terdapat di komplek Candi Arjuna. Dengan bentuk dasar bujur sangkar, Sedangkan atap Candi Sembadra berbentuk kubus dengan ukuran hampir sama dengan ukuran tubuh Candi Sembadra.
Candi Srikandi :
Srikandi adalah sebuah candi yang terdapat di komplek Candi Arjuna. Bentuk dasar Candi Srikandi berbentuk kubus.
Candi Puntadewa :
Puntadewa adalah sebuah candi yang terdapat di komplek candi arjuna. dengan bentuk atap mirip seperti candi Sembadra.
Candi Semar adalah sebuah candi yang berukuran 3,5 m x 7 m, Candi Semar letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Pada dinding candi Semar terdapat lubang kecil yang berfungsi sebagai fentilasi. Sedangkan atap candi semar berbentuk limasan.
Candi Sembadra :
Sembadra adalah sebuah candi yang terdapat di komplek Candi Arjuna. Dengan bentuk dasar bujur sangkar, Sedangkan atap Candi Sembadra berbentuk kubus dengan ukuran hampir sama dengan ukuran tubuh Candi Sembadra.
Candi Srikandi :
Srikandi adalah sebuah candi yang terdapat di komplek Candi Arjuna. Bentuk dasar Candi Srikandi berbentuk kubus.
Candi Puntadewa :
Puntadewa adalah sebuah candi yang terdapat di komplek candi arjuna. dengan bentuk atap mirip seperti candi Sembadra.
SUNRISE DI SIKUNIR
Negeri Di Atas Awan, itulah kata yang tepat
diucapkan tatkala kita melihat sunrise di Bukit Sikunir Pegunungan Dieng.
Dengan tinggi sekitar 2400 DPL, kita akan disuguhkan fenomena alam yaitu
keluarnya matahari dari perut bumi.
Sekitar jam 4 pagi kita sudah harus berangkat
dari penginapan mengingat jarak dari penginapan ke bukit sikunir sekitar 5 km
dengan kendaraan motor atau mobil menuju parkiran di sekitar Telaga Cebong.
Dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 400 m menuju Puncak Sikunir di keheningan
pagi dengan suasana dinginnya Pegunungan Dieng menambah suasana semakin asyik.
"Maha Besar ke-Agung-an Tuhan atas segala
ciptaan-Nya
Di saat kita sampai di atas puncak, kita akan
terkagum melihat ciptaan Tuhan yang begitu sempurna. Hamparan kabut terhampar
di seluruh bagian bumi, hanya puncak gunung yang terlihat dari depan mata kita.
Seiring dengan munculnya matahari pertama dari perut bumi.
Sungguh NEGERI DI ATAS AWAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar